Saturday, March 18, 2017

In Memoriam

MENGENANG 1 TAHUN KEPERGIAN BAPAK LATIEF KAMARUDDINN....
Untuk Almarhum Bapak Latief…We all love you














Belum lama ini Bapak Kami tersayang Almarhum Latief Kamaruddin telah berpulang ke Rahmatullah karena penyakit Kanker paru. Tidak menyalahkan penyakitnya, bukan juga menyesali karena sangat terlambat mengetahui penyakit yang diderita Bapak. Bukan.  Ini sudah takdir dari Allah SWT yang harus ikhlas diterima.

Yang Kami tahu selama bertahun tahun Bapak jarang sakit dan tidak pernah mengeluh sakit pada paru-parunya, hanya batuk-batuk tidak berhenti selama 2 bulan terakhir. Sehingga pada waktu itu tidak terpikir sama sekali bahwa bapak terkena kanker paru. Terlebih lagi bapak bukanlah perokok. Berdasarkan hasil rontgent, batuk-batuk tiada henti yang bapak derita didiagnosa oleh dokter Rumah Sakit setempat sebagai gejala TB (Tuberkolosis), sehingga bapak diharuskan mengkonsumsi obat untuk TB sebanyak 4 butir setiap hari. Bapak adalah tipe orang yang patuh dalam mengkonsumsi obat sehingga dengan rutin mengkonsumsi obat tersebut dan tak lupa masker penutup mulut tidak pernah lepas dari wajah beliau. Sebulan berlalu tidak ada perubahan berarti, kondisi bapak semakin melemah diikuti dengan bobot yang terus menurun. Bapak tidak bisa makan dan tidur karena batuk sepanjang hari. Beberapa kali diopname dan tetap saja diagnosa dokter tidak berubah, bapak terkena TB. Yang sedihnya Bapak mulai tidak mau terlalu dekat dengan cucu-cucunya yang masih kecil. “Takut terlular.” Kata bapak waktu itu.

Setelah 2 bulan sakit tanpa perubahan dan obat yang diminum juga tidak bemberi dampak akhirnya bapak kembali diopname. Sesuai dengan keputusan keluarga Bapak harus dirujuk ke Rumah Sakit Makassar supaya bisa mendapat perawatan yang lebih baik. Hari Kamis, tanggal 10 Maret bapak tiba di Makassar dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Unhas. Sedih melihat Bapak yang bernafas dengan bantuan oksigen karena dadanya sesak. Bapak terlihat kurus dan lemah, makanan bubur saring pun tidak bisa ditelan. Bapak terlihat baikan ketika punggungnya dipijat. Sungguh bapak tidak mau menyusahkan orang lain termasuk ibu yang setia menunggui bapak, tetap tidak memperlihatkan wajah sakit padahal mungkin saat itu sakitnya luar biasa tapi Bapak tahan. Walaupun dalam keadaan sakit Alhamdulillah sholat 5 waktu terus bapak jalankan dan sesekali jamaah dengan ibu. Beberapa keluarga yang datang menjenguk memberi semagat dan doa agar bapak cepat sembuh. Selama ini bapak memang tidak pernah sakit parah, sampai harus terbaring berhari-hari. Teringat waktu di Rumah sakit Bapak bilang “Kita diberi sakit sebagai pelebur dosa-dosa kita. Bapak sakit begini, dosa-dosa bapak diangkat.” Bapak, sedang sakit pun tetap memberi nasihat.

 Di Rumah Sakit Unhas, oleh dokter spesialis penyakit dalam spesialis paru dokter yang saya lupa namanya, Bapak disarankan untuk melakukan CT Scan untuk hasil yang lebih akurat. Dari hasil CT scan dokter jaga berasumsi bahwa penyakitnya tidak mengarah ke TB tetapi ada massa/tumor di paru-paru Bapak, jadi cairan yang ada di paru harus diambil dan diuji di Lab. Dari hasil Lab, Dokter spesialis yang akan memberikan penjelasan rinci tentang apa penyakit Bapak. Ya Allah…kemungkinan ada Tumor di paru-paru Bapak. Tetapi tetap positif thinking, bisa saja cairan di paru sehingga hanya perlu disedot. Atau tumor jinak yang bisa diangkat sehingga bapak bisa sembuh kembali.

Jumat sore, 18 Maret 2016 dari hasil Lab Unhas dan di krosscheck dengan Lab Rumah Sakit yang ditunjuk, dokter spesialis memvonis bahwa Bapak terkena Kanker ganas stadium IVa dengan harapan hidup yang tipis bahkan dokter memprediksi 15 hari. Sama sekali diluar dugaan kami semua. Kanker paru stadium IV dan selama ini tidak ada tanda-tanda sama sekali. Bapak selalu terlihat segar dan sehat. Saya bukan dokter tapi dari beberapa artikel yang saybaca bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk sel kanker sampai berkembang menjadi Kanker Ganas. Kanker dalam tubuh tidak dengan tiba-tiba hadir dalam ukuran besar. Pertumbuhannya pasti melalui sebuah proses, dari kecil berkembang menjadi besar. Wallahualam, hanya Bapak yang tahu kalau selama ini bapak menyembunyikan sakitnya.

Dihari yang sama cairan di paru-paru Bapak dikeluarkan lagi, keluar dari ruang operasi Bapak sudah terlihat sangat kesakitan dan sangat kesulitan untuk bernafas. Tabung oksigen sudah tidak banyak membantu. Ibu pun sangat tidak tega melihat kondisi Bapak. Dan tidak lama setelah itu pukul 22.40 bapak menghembuskan nafas terakhirnya.

Bapak pergi meninggalkan kami semua. Sesungguhnya bapak telah siap, Kami yang ditinggalkan yang tidak siap. Bapak pergi diusia 59 tahun tidak jauh dari usia Nabiyullah Muhammad SAW panutan beliau. Dan Insya Allah bapak pergi dalam keadaan khusnul khatimah. Amin.

Kami semua sangat sayang sama Bapak tetapi Sesungguhnya Allah SWT lebih sayang sama Bapak sehingga bapak tidak dibiarkan lama-lama menderita, bapak sudah diberi tempat yang lebih baik. Dan  sesungguhnya Bapak sangat sayang sama Kami semua sehingga tidak mau merepotkan anak cucunya dengan penyakitnya. Sesuai wasiat Alamarhum Bapak dimakamkan ditanah kelahirannya dengan menggunakan kain ihrom dari Makkah yang sudah Bapak siapkan sejak beliau pergi haji di tahun 2005 lalu. Cinta kami semua anak dan cucu bapak tidak ada bandingannya dengan Cinta Allah SWT.

Bapak, Bapak Kami tersayang sudah pergi tapi senyum bapak, tawa bapak nasihat-nasihat bapak selalu ada dalam ingatan Kami. Bapak adalah sosok yang ramah, baik hati, kakek yang menyayangi semua cucu-cucunya. Sama sekali tidak ada cela untukmu Bapak. Sekarang hanya doa yang bisa Kami panjatkan untuk Bapak. Ya Allah...berikanlah tempat sebaik-baiknya tempat untuk Bapak disisi-Mu.
 
 

 
We all love you Bapak Latief Kamaruddin

 

No comments:

Post a Comment